Senin, 19 September 2016

Kamu Bisa Mencoba Mencontoh Korea dalam Perkembangan Ekonomi Lho!

Indonesia dan Korea adalah dua negara yang pernah menjadi jajahan Jepang. Dua negara ini pun merdeka pada waktu yang hampir bersamaan, hanya selisih 2 hari. Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, sedangkan Korea merdeka pada tanggal 15 Agustus 1945.

Sudah hampir 71 tahun berselang setelah kemerdekaan. Korea dan Indonesia yang sama-sama berasal dari negara bekas jajahan ini kini punya kondisi yang berbeda. Poin pembedanya bisa dilihat dari banyak segi.  Namun jika dilihat dari segi ekonomi, Korea sudah menjadi negara maju, sedangkan Indonesia masih menjadi negara berkembang.

Kita sebagai negara yang masih berkembang, mungkin harus mulai mencontoh Korea dalam beberapa hal berikut ini.

1. Cinta Produk Dalam Negeri

Made in Korea via huja01.deviantart.com

Jika kamu pergi ke Korea, kamu bisa melihat bahwa kebanyakan orang Korea menggunakan produk dalam negerinya. Lihat saja mobil mereka, Hyundai dan KIA adalah yang kebanyakan mereka gunakan. Dan jangan heran jika Samsung dan LG meraja lela di sana sini.

Coba bandingkan dengan Indonesia. Apa merk handphonemu? Bagaimana dengan mobil atau motormu? Yang sederhana saja deh, apa kabar makananmu?

Lalu apa hubungannya sih cinta produk dalam negeri dengan perkembangan ekonomi? Ini jelas berpengaruh. Jika produk-produk dalam negeri lebih banyak digunakan, maka kinerja industri pun akan meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada perekonomian negara.

Jadi, mulai sekarang lebih banyak gunakan produk dalam negeri ya.

2. Penyebarluasan Gerakan Saemaul, Gerakan Desa Baru

Perekonomian desa via www.chapter3d.com

Gerakan yang dimulai sejak bulan Oktober 1970 ini muncul atas gagasan Presiden Park Chung Hee yang menjabat kala itu. Gerakan ini bertujuan untuk mengembangkan dan memodernisasikan daerah pedesaan. Pemerintah tidak hanya mendanai, tapi juga memberdayakan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidup secara mandiri.

Bagaimana dengan Indonesia? Pusat peradaban Indonesia sepertinya ada di pulau Jawa. Pulau-pulau lain mungkin tidak seberuntung pulau Jawa yang lebih lengkap fasilitas-fasilitas umumnya. Bahkan di pulau Jawa sendiri pun kesenjangan antara kota dan desa terlihat jelas.

Kamu yang ingin meniru cara Korea yang satu ini, bisa memulai dengan mengikuti program-program pemerintah atau instansi-instansi tertentu yang bertujuan memajukan pedesaan. Kamu yang sudah bekerja pun, jangan sungkan jika di tempatkan di pelosok daerah. Kalau yang masih kuliah, bisa berpartisipasi dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Serius bangun desa ya, jangan cuma cinlok.

3. Transportasi yang Memadai

Transportasi Korea via english.seoul.go.kr

Jika kamu menginjakkan kakimu di Korea, kamu akan mellihat bahwa sarana dan prasaran transportasi Korea sangat memadai. Mulai dari jalan-jalan hingga angkutan umumnya. Bahkan untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda, semua mempunyai haknya masing-masing.

Mungkin karena fasilitas transportasi yang memadai ini, orang Korea jadi lebih sering menggunakan angkutan umum daripada kendaraan pribadi. Ini juga yang membuat Korea minim macet dan polusi.
Kalau di Indonesia, bisa dilihat sendiri. Jalan masih banyak yang berlubang, angkutan umum belum tertib dan merata, macet di sana sini, polusi pun sudah jadi makanan sehari-hari. Yah, tapi itulah Indonesia.

Transportasi yang memadai ini berpengaruh juga terhadap perekonomian. Bisa dibayangkan ikan-ikan segar atau sayuran-sayuran segar yang didstribusikan dari tempat asal ke daerah perkotaan harus terkena macet berjam-jam? Sampai di tujuan ikan dan sayurnya tidak lagi segar kan? Nah, nilai ekonomi ikan dan sayuran pun akan turun.

Sistem transportasi ini berpengaruh terhadap efiktivitas masyarakat dalam perhubungan. Kapan ya Indonesia punya fasilitas trasportasi yang memadai dan merata seperi Korea?

4. Budaya Tepat Waktu

Time via photographyconcentrate.com

Kamu pernah janjian dengan orang Korea? Satu aturan tidak terlulis bagi orang Korea yang selalu dijalani adalah tepat waktu. Orang-orang Korea ini sangat sensitif jika berkaitan dengan ketepatan waktu. Kamu telat sedikit saja, mereka akan menganggapmu buruk.

Nah, kebalikkannya dengan Indonesia. Kalau di Indonesia, alih-alih tepat waktu, kita lebih sering menjunjung tinggi istilah jam karet. Janjian boleh pukul 7, tapi baru datang pukul 8. Hayo, siapa yang suka seperti ini?

Oh iya, siapa yang suka mengirimkan pesan ‘otw’ padahal masih siap-siap di rumah? ‘Otw’ itu artinya ‘on the way’ (lagi di jalan) bukan ‘Ok, tunggu wae’ (Ok, tunggu saja) lho ya. 

Kamu bisa mulai meniru kebiasaan orang Korea yang satu ini kok. Mulai sekarang coba lebih menghargai waktu. Karena ‘time is money’, mulai sekarang jangan buang waktumu dan waktu orang lain untuk menunggumu.

5. Memberi Dukungan terhadap Penyebaran Budaya

Korean Wave via 6iee.com

Ada yang tahu hallyu atau Korean Wave? Ya, ini semacam penyebaran budaya Korea ke seluruh dunia. Termasuk lewat drama dan reality show Korea yang sering kamu tonton. 

Pemerintah sangat mendukung program ini, termasuk dengan pendanaan. Jadilah seperti yang sudah bisa kita lihat sekarang. Orang dari belahan dunia mana yang tidak kenal Lee Min Ho ataupun Girls Generation?

Sedangkan Indonesia yang konon mempunyai beragam budaya ini, terlihat lebih malu-malu mengenalkan budayanya sendiri. Bahkan beberapa budayanya sempat diklaim menjadi budaya milik negara lain. 

Yah, meskipun tidak bisa ikut mendanai program-program besar, setidaknya kamu bisa ikut mencintai budaya bangsa sendiri. Kamu bisa mulai menunjukkan pada orang-orang sekitarmu bahwa budaya Indonesia pantas bersaing dengan budaya-budaya negara lainnya.

Lalu apa hubungan penyebaran budaya dengan perkembangan ekonomi? Ok, coba mana yang suka Kpop angkat tangannya! Setelah suka nonton drama, film dan reality show Korea, setelah kamu mendengarkan banyak lagu-lagu Korea apa kamu tidak ingin ke Korea? Tidak ingin membeli produk-produk yang digunakan oleh para idol yang notabennya produk Korea?

Nah, terjawab kan? Penyebaran budaya ini secara tidak langsung memengaruhimu untuk bersikap konsumtif terhadap produk-produk Korea. Hal ini jelas akan memengaruhi perekonomian Korea. 

6. Melek Pendidikan

Pendidikan Indonesia via www.chapter3d.com

Pengembangan pendidikan Korea cukup pesat. Tidak hanya secara kuantitas dengan banyaknya lembanga-lembaga pendidikan dan sekolah-sekolah, tapi juga secara kulias dengan mutu pendidikan serta pengajar yang mumpuni. Bahkan angka rasio buta huruf di Korea mencapai 0 persen. 

Di Indonesia sendiri pendidikan masih jadi salah satu hal yang harus diperbaiki. Mulai dari sistem pendidikan hingga pemerataan fasilitas pendidikan. Berapa banyak daerah di Indonesia yang masih minim dengan fasilitas pendidikan? Lalu apa kabar dengan kurikulum sekolah yang selalu saja berubah atau sistem Ujian Akhir Nasional yang sampai sekarang masih jadi perdebatan?

Pendidikan ini penting lho untuk mencetak sumber daya manusia yang handal nantinya. Kualitas sumber daya manusia yang bagus dan bisa menghasilkan produk, akan berpengaruh terhadap perekonomian bangsa.

Kamu tidak perlu berpikir kompleks bagaimana cara memajukan pendidikan Indonesia. Mulai saja berpikir bagaimana nantinya kamu bisa jadi sumber daya manusia yang handal. Rajin-rajin sekolah, kuliah, hormati guru dan sayangi teman. Itulah tandanya kau murid budiman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© eureka | Blogger Template by Enny Law